HARIAN WARTA, Kebumen – Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Zaki Mubarok berharap dalam masa kepemimpinan Lilis dan Zaeni ada penguatan identitas budaya lokal. Hal ini dianggap penting sebagai daya tarik pariwisata, termasuk menjadi instrumen pengembangan Geopark Kebumen.
Menurut Zaki, Geopark Kebumen yang kini sudah diakui UNESCO perlu digarap serius. Salah satu caranya melalui pendekatan budaya tradisional. Dengan cara tersebut Geopark Kebumen tidak hanya punya daya tawar dari sisi geologi, tapi juga terdapat nilai lain yakni budaya.
“Geopark Kebumen ini sudah dikenal banyak orang. Jadi tempat penelitian batuan purba, alangkah baiknya ada kombinasi dengan seni budaya,” ucapnya saat sosialisasi kebijakan melalui media tradisional, Rabu (26/2).
Zaki mengamati, aktivitas seni dan budaya di Kebumen cukup banyak. Tidak kurang dari 30 jenis kesenian budaya yang telah tercatat. Jika semua dikembangkan optimal, maka menurutnya akan menjadi kekuatan tersendiri.
“Selain geologi, seni budaya bisa jadi magnet geopark,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya kawasan Geopark Kebumen menonjolkan cerminan seni budaya sebagai identitas. Tak kalah penting pengembangan geopark ini juga butuh dukungan melalui kebijakan dan intervensi anggaran.
“Waktu itu di provinsi juga sempat menyinggung geopark di Kebumen dan program seribu desa wisata,” ucap anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Tengah itu.
Terkait pelestarian seni budaya, Zaki juga menyoroti tantangan yang kini dihadapi. Di mana seni budaya yang notabene peninggalan leluhur mulai terkikis karena minim proses regenerasi. Oleh karena itu, butuh perlakuan secara komperehensif dengan mengenalkan seni budaya dimulai dari bangku sekolah.
General Manajer Geopark Kebumen Sigit Tri Prabowo menyatakan, keterlibatan pelaku seni budaya sejauh ini menjadi bagian pengembangan Geopark Kebumen. Dalam berbagai kegiatan pihaknya selalu menyuguhkan penampilan kesenian rakyat. Tujuannya tak lain sebagai daya tarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
“Kami sudah menyentuh aspek itu. Memang prinsipnya geopark bukan cuma ngomong batuan, tapi pemberdayaan masyarakat di dalamnya. Seni tradisi juga ikut,” kata Sigit.
Tinggalkan Balasan