HARIAN WARTA – Pembangunan jembatan gantung di Desa Ungaran, Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menuai banyak keluhan warga. Diduga ada kesalahan spek kontruksi mengakibatkan jembatan tidak bisa digunakan.

Proyek pembangunan dan rehabilitasi peningkatan jembatan milik desa, diatas Sungai Bedegolan, yang seharusnya selesai pada Januari-Maret 2024 hingga kini April 2025 belum selesai.

Jembatan yang diharapkan mempermudah akses masyarakat hingga kini belum dapat digunakan karena pengerjaan yang belum selesai dan terhenti tanpa kejelasan hingga kurun waktu kurang lebih satu tahun.

Pantauan di lokasi pada Jumat (11/4), jembatan gantung yang menelan anggaran Rp.770.149.292, menghubungkan antara Dukuh Japanan, Kemawuran dengan Dukuh Kunden, Kaijon, Kembaran, Kajen dan Srasutan ini masih dalam pengerjaan.

Jembatan dengan panjang 48 meter dan lebar 1,45 meter ini menunjukkan bahwa struktur jembatan telah berdiri. Namun, lantai jembatan belum terpasang. Hanya terlihat adanya aktivitas beberapa pekerja yang sedang memasang seling baja jembatan ke pondasi beton.

Salah seorang warga sekitar, Karsono (47) menyampaikan kekhawatirannya terhadap proyek yang telah berjalan kurang lebih satu tahun ini belum juga selesai. Dirinya mengeluhkan kondisi jembatan gantung harusnya sudah bisa dimanfaatkan warga namun, hingga satu tahun jembatan belum bisa digunakan warga.

“Kami warga cuma bisa mempertanyakan kondisi jembatan gantung kok belum juga selesai, sempat terhenti karena apa juga gak tahu. Proyek ini sudah berjalan satu tahun, sejak Maret 2024 tapi belum ada kejelasan kapan akan selesai. Kami juga meminta kontraktor memasang papan pemberitahuan agar masyarakat tidak kebingungan,” ujar Karsono.

Bawono selaku Tim Pelaksana Kerja (TPK) proyek jembatan gantung mengatakan proyek pembangunan dan rehabilitasi peningkatan jembatan milik Desa Ungaran mengalami kendala pada pondasi jembatan yang mengikat sling baja.

“Pondasi pertama jembatan yang mengikat sling baja terlalu kecil, jadi waktu dipasang posisinya ngangkat mas. Karena bahaya akhirnya dibongkar dan diperbaiki lagi. Pondasi baru ukurannya 3 meter dengan kedalaman 3,5 meter. Sudah dua hari ini pekerja mulai pasang sling jembatan. Insya Alloh, tidak sampai 1 minggu saya pastikan sudah selesai mas,” ucap Bawono.

Sementara itu, Ketua Koordinator Persaudaraan Rajawali Emas Kebumen, Solikhudin mengatakan proyek jembatan gantung di Desa Ungaran, Kutowinangun, diduga kuat ada ketidaksesuaian dalam proses pekerjaannya.

Menurut Solikhudin usai melakukan pemantauan di lokasi, proyek jembatan gantung yang dikerjakan oleh CV Karya Putra Nusantara, tidak dapat digunakan dengan layak.

“Patut diduga ada ketidakberesan pada proses pembangunan jembatan yang berpotensi dapat merugikan keuangan negara ratusan juta rupiah,” ucapnya usai melihat langsung kondisi jembatan, Jumat (11/4/2025).

Proyek pembangunan jembatan gantung diatas Sungai Bedegolan ini seharusnya sudah selesai dikerjakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan warga pada rentan waktu Januari-Maret 2024 lalu.

“Ini sudah bulan April 2025 pembangunan belum rampung dikerjakan. Oleh karena itu kami memohon kepada Aparat Penegak Hukum (APH) untuk segera melakukan penyelidikan, agar praktik-praktik yang berpotensi tindak pidana dapat diproses sesuai hukum yang berlaku,” tandasnya.

Hingga berita ini dibuat, Pemkab Kebumen melalui dinas terkait belum memberikan keterangan resmi terkait kelanjutan proyek jembatan gantung yang menggunakan sumber anggaran Silpa Dana Desa (DD) Desa Ungaran dan Silpa Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Kabupaten Kebumen tahun 2024.

Warga berharap pihak berwenang segera turun tangan untuk memastikan proyek tersebut dapat diselesaikan secepatnya dan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan warga Desa Ungaran, Kutowingun.